2 Mei 2017

Alarm Jiwa, Berbunyilah.

“Kesalahan terbesar manusia adalah mereka mengira masih memiliki banyak waktu”, terlintas kata mutiara itu mendarat dipikiranku untuk menulis. Dibalik kegundahanku untuk menata masa depan dalam menghabiskan sisa malam-malamku ini tersirat apa yang bisa aku lakukan dalam perjalanan ini. Ditemani suasana yang memang ku bangun seperti waktu kuliah dulu untuk membangun mood baikku. Setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda dalam menciptakan suasana dalam hatinya. Bagiku cukup memutar lagu kebangsaan jiwa versiku sebagaimana yang memang sering ku sebut. Entah ada dorogan semangat tersendiri tiap kali mendengar suaranya. Yeah she is Charice Pempengco, who is she ? google aja ya. Jelas suaranya telah membantuku untuk melewati masa SMK dan ujian skripsiku, tentunya menemaniku saat belajar. Hmmm hiperbola ya, memang begitu keadaannya.

Back to the point, bicara waktu bisa menjadi sahabat kita paling dekat dan berubah menjadi musuh kita yang paling kejam. Ada apa dengan waktu ? apa yang kita lakukan dengannya ? ya tidak sedikit orang yang menyesali tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Terkadang kita mengabaikan waktu, membuang waktu dan tidak mengisinya dengan menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain. Setelah kita melewati waktu baru penyesalan itu datang dan meminta obat penawarnya kepada waktu juga. Bukan begitu ? ya. Siapa yang sebenarnya dekat dengan waktu ? selain Sang Ilahi yang berkuasa atas waktu yang kita miliki. Benar, memori adalah hal yang paling dekat dengan waktu yang membuat penyesalan, kenangan mantan itu datang. Berbicara waktu pasti tidak ada habisnya yang jelas pengalaman lah menjadi bunga-bunga tidur yang menjadikannya sebuah warna. Semenjak dari dalam rahim ibu hingga kita lahir dan mengenal dunia seisinya itu seperti apa.

Pengalaman secara pribadi tidak menggunakan waktuku untuk memaksimalkan apapun itu yang berbau intelektual, knowledge untuk memperbaiki otaku yang sangat geser ini. Terkadang kita juga tidak bisa menyalahkan keadaan untuk sekedar menikmati detik,menit di setiap hari yang kita lalui. Karena sejatinya tujuan hidup kita cukup menerima apa yang kita jalani dalam ridho-Nya pasti. Semesta pun terkadang memberi kode untuk diam pada harapan yang memang kita bayangkan. Dari hari-hari yang sudah ku lewati dari situ aku belajar bagaimana menyusun planning walaupun sikap spontan memang tetap kita perlukan. Tapi bagaimanapun planning bisa mengurangi kekosongan yang biasanya kuhabiskan waktu yang tidak jelas arahnya.

Dalam cabang ilmu psikologi ada mahzab yang bernama psikologi humanistik. Mungkin akan kujelaskan dengan bahasa dan sepengetahuanku. Konsep psikologi humanistic ini mengacu pada potensi-potensi yang dimiliki manusia. Dimana psikologi humanistik tidak mengupas keabnormalan karena mereka mengangap manusia merupakan sebuah keutuhan. Dimana hanya ada kata now and future dan pastinya ada hierarki kebutuhan manusia yang harus dilewati. Konsep ini terkenal dan dicetuskan oleh Abraham Maslow yakni diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan dimiliki dan cinta, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Mungkin dilain waktu aku akan menulis dan mengupasnya lebih dalam. Namun dari konsep ini bisa disimpulkan bahwa kita harus memandang positif dengan diri kita sendiri dimana setiap kepribadian memiliki keunikan masing-masing. Dengan cara mengeksplor kelebihan yang kita punya untuk mencapai kebutuhan yang memang harus kita penuhi.


Bagaimana sudahkah menemukan potensi dari diri kita sendiri ? ya diri kita saja yang bisa menjawabnya. Tidak perlu memikirkan yang belum dapat kita jangkau, kita memiliki senyum tulus untuk orang yang kita cintai setiap hari juga merupakan sebuah potensi dari dalam diri kita. Pastinya potensi kita bisa memberikan kebahagiaan orang-orang terdekat kita, sesederhana itu bukan ? apalagi kita bisa menggalinya lebih dalam lagi. Mungkin ada manfaat besar dari dalam diri kita yang bisa mengubah dunia. Lantas pertanyaanku selanjutnya, Bagaimana dengan waktu ? biarkan waktu tertawa karena pengabaian dengannya. Sekejap waktu akan berkata “ayo sekarang!". Saat hati dan otak kita memang bersinergi untuk membangun mindset yang lebih baik lagi. Karena kata terlambat hari ini akan mudah saja dihapus oleh sang waktu bila kita sudah tahu apa yang seharusnya kita lakukan dihari esok. Percayalah :)~


Picture by me,
Satu tahun yang lalu di langit Kalimantan
Next ya.

0 komentar :

Posting Komentar