“Kesalahan terbesar manusia
adalah mereka mengira masih memiliki banyak waktu”, terlintas kata mutiara itu
mendarat dipikiranku untuk menulis. Dibalik kegundahanku untuk menata masa
depan dalam menghabiskan sisa malam-malamku ini tersirat apa yang bisa aku
lakukan dalam perjalanan ini. Ditemani suasana yang memang ku bangun seperti
waktu kuliah dulu untuk membangun mood baikku. Setiap orang pasti memiliki cara
yang berbeda dalam menciptakan suasana dalam hatinya. Bagiku cukup memutar lagu
kebangsaan jiwa versiku sebagaimana yang memang sering ku sebut. Entah ada
dorogan semangat tersendiri tiap kali mendengar suaranya. Yeah she is Charice
Pempengco, who is she ? google aja ya. Jelas suaranya telah membantuku untuk
melewati masa SMK dan ujian skripsiku, tentunya menemaniku saat belajar. Hmmm
hiperbola ya, memang begitu keadaannya.
Back to the point, bicara waktu
bisa menjadi sahabat kita paling dekat dan berubah menjadi musuh kita yang
paling kejam. Ada apa dengan waktu ? apa yang kita lakukan dengannya ? ya tidak
sedikit orang yang menyesali tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Terkadang kita mengabaikan waktu, membuang waktu dan tidak mengisinya dengan
menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain. Setelah
kita melewati waktu baru penyesalan itu datang dan meminta obat penawarnya
kepada waktu juga. Bukan begitu ? ya. Siapa yang sebenarnya dekat dengan waktu
? selain Sang Ilahi yang berkuasa atas waktu yang kita miliki. Benar, memori
adalah hal yang paling dekat dengan waktu yang membuat penyesalan, kenangan mantan itu datang. Berbicara waktu pasti tidak ada habisnya yang jelas
pengalaman lah menjadi bunga-bunga tidur yang menjadikannya sebuah warna. Semenjak dari dalam rahim ibu hingga kita lahir dan mengenal dunia seisinya
itu seperti apa.
Pengalaman secara pribadi tidak
menggunakan waktuku untuk memaksimalkan apapun itu yang berbau intelektual,
knowledge untuk memperbaiki otaku yang sangat geser ini. Terkadang kita juga
tidak bisa menyalahkan keadaan untuk sekedar menikmati detik,menit di setiap
hari yang kita lalui. Karena sejatinya tujuan hidup kita cukup menerima apa
yang kita jalani dalam ridho-Nya pasti. Semesta pun terkadang memberi kode
untuk diam pada harapan yang memang kita bayangkan. Dari hari-hari yang sudah
ku lewati dari situ aku belajar bagaimana menyusun planning walaupun sikap
spontan memang tetap kita perlukan. Tapi bagaimanapun planning bisa mengurangi
kekosongan yang biasanya kuhabiskan waktu yang tidak jelas arahnya.
Dalam cabang ilmu psikologi ada
mahzab yang bernama psikologi humanistik. Mungkin akan kujelaskan dengan bahasa
dan sepengetahuanku. Konsep psikologi humanistic ini mengacu pada
potensi-potensi yang dimiliki manusia. Dimana psikologi humanistik tidak
mengupas keabnormalan karena mereka mengangap manusia merupakan sebuah
keutuhan. Dimana hanya ada kata now and future dan pastinya ada hierarki
kebutuhan manusia yang harus dilewati. Konsep ini terkenal dan dicetuskan oleh
Abraham Maslow yakni diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan
dimiliki dan cinta, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Mungkin dilain waktu aku akan menulis dan mengupasnya lebih dalam. Namun dari
konsep ini bisa disimpulkan bahwa kita harus memandang positif dengan diri kita
sendiri dimana setiap kepribadian memiliki keunikan masing-masing. Dengan cara
mengeksplor kelebihan yang kita punya untuk mencapai kebutuhan yang memang
harus kita penuhi.
Bagaimana sudahkah menemukan potensi
dari diri kita sendiri ? ya diri kita saja yang bisa menjawabnya. Tidak perlu memikirkan
yang belum dapat kita jangkau, kita memiliki senyum tulus untuk orang yang kita
cintai setiap hari juga merupakan sebuah potensi dari dalam diri kita. Pastinya
potensi kita bisa memberikan kebahagiaan orang-orang terdekat kita, sesederhana
itu bukan ? apalagi kita bisa menggalinya lebih dalam lagi. Mungkin ada manfaat
besar dari dalam diri kita yang bisa mengubah dunia. Lantas pertanyaanku
selanjutnya, Bagaimana dengan waktu ? biarkan waktu tertawa karena pengabaian
dengannya. Sekejap waktu akan berkata “ayo sekarang!". Saat hati dan otak kita
memang bersinergi untuk membangun mindset yang lebih baik lagi. Karena kata
terlambat hari ini akan mudah saja dihapus oleh sang waktu bila kita sudah tahu
apa yang seharusnya kita lakukan dihari esok. Percayalah :)~
Picture by me,
Satu tahun yang lalu di langit Kalimantan
Next ya.
0 komentar :
Posting Komentar